Home / Sosial & Budaya / Dari Tanah Rencong, Pintu Pertama Islam Menyapa Indonesia

Dari Tanah Rencong, Pintu Pertama Islam Menyapa Indonesia

Oleh: Nahya
Mahasiswi Sejarah dan Kebudayaan Islam, UIN Ar-Raniry

Jika kita berbicara tentang awal masuknya Islam ke Indonesia, nama Aceh tentu tidak bisa dilewatkan. Tanah Rencong ini menjadi tempat pertama kali cahaya Islam menyapa Nusantara, sekitar abad ke-13. Keunikan Aceh terletak pada cara Islam datang — bukan melalui perang atau paksaan, melainkan lewat perdagangan, dakwah, dan teladan akhlak para pedagang Muslim.

Salah satu pendekatan dakwah yang digunakan para pedagang dahulu adalah melalui kejujuran dan kebaikan dalam berdagang. Mereka sering menawarkan harga yang lebih tinggi dari yang ditetapkan penjual, semata untuk menarik hati dan membangun hubungan sosial yang baik. Dari sikap jujur, rendah hati, dan santun inilah, pesan dakwah menjadi mudah diterima oleh masyarakat.

Letak Aceh yang strategis di ujung utara Pulau Sumatra, berada di jalur perdagangan internasional, menjadikannya sering disinggahi pedagang dari Arab, Persia, dan India. Di pelabuhan Peureulak dan Samudra Pasai, para pedagang Muslim tidak hanya menjual barang, tetapi juga menyebarkan nilai-nilai dan ajaran Islam. Dari sinilah benih Islam tumbuh dan perlahan menyebar ke berbagai wilayah Nusantara.

Kerajaan Samudra Pasai menjadi bukti nyata kuatnya pengaruh Islam di masa itu. Di bawah kepemimpinan Sultan Malik Al-Saleh, kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan sekaligus pusat peradaban Islam pertama di Nusantara. Dari Pasai, ajaran Islam kemudian menyebar ke Sumatra, Jawa, hingga Maluku.

Maka, dapat kita simpulkan bahwa Aceh adalah gerbang utama masuknya Islam ke Indonesia — bukan dengan kekuatan senjata, tetapi melalui jalur perdagangan yang penuh hikmah.

Dari Tanah Rencong, Islam dahulu menyapa Indonesia dengan damai. Tugas kita hari ini adalah memastikan sapaan itu tetap terdengar — melalui akhlak mulia, ilmu yang bermanfaat, dan semangat persaudaraan yang tak pernah padam.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *