Home / Opini / Tajuk / Prabowo, Jokowi, dan Tanggung Jawab Utang Whoosh

Prabowo, Jokowi, dan Tanggung Jawab Utang Whoosh

KoranAceh.id | Tajuk – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa hubungannya dengan Presiden Joko Widodo tetap harmonis. Ia menyebut mereka bersahabat, menepis tuduhan bahwa dirinya takut kepada Jokowi. “Untuk apa saya takut sama beliau,” katanya tenang.

Namun, di tengah kehangatan politik itu, publik menyisakan tanda tanya besar: mengapa Prabowo dengan cepat mengambil alih tanggung jawab utang proyek kereta cepat Whoosh—utang yang bunganya saja mencapai Rp1,2 triliun per tahun? Mengapa proyek yang sejak awal merupakan urusan business to business antara BUMN Indonesia dan Cina kini sepenuhnya ditanggung negara tanpa terlebih dahulu mengusut dugaan markup biaya yang sempat menjadi sorotan?

Langkah cepat Prabowo memang bisa dibaca sebagai upaya menjaga kepercayaan internasional dan kesinambungan proyek strategis. Tetapi di sisi lain, langkah itu menimbulkan kekhawatiran tentang hilangnya semangat transparansi dan akuntabilitas publik. Jika rakyat dari Aceh sampai Papua harus ikut menanggung bunga utang yang tak mereka nikmati secara langsung, maka wajar bila muncul tuntutan agar pemerintah membuka seluruh dokumen keuangan proyek ini dan memastikan tidak ada penyimpangan yang ditutup rapat atas nama stabilitas.

Menjadi presiden bukan hanya soal menjaga hubungan baik dengan pendahulu, tetapi juga menegakkan keadilan fiskal. Prabowo bisa menunjukkan kepemimpinannya justru dengan berani mengaudit ulang proyek Whoosh, agar rakyat tahu ke mana sebenarnya mengalir setiap rupiah pajak yang mereka bayarkan.[]

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *