Home / Ekonomi & Investasi / Kredit Perbankan Tumbuh 7,7 Persen, Namun Dana Asing Masih Keluar

Kredit Perbankan Tumbuh 7,7 Persen, Namun Dana Asing Masih Keluar

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Oktober 2025 Jumat 7112025 Foto Tangkapan layar YouTube OtoritasJasaKeuangan
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Oktober 2025, Jumat (7/11/2025). (Foto: Tangkapan layar YouTube @OtoritasJasaKeuangan).

OJK mencatat kredit perbankan tumbuh 7,7 persen per September 2025. Namun, aliran keluar dana asing dari pasar SBN masih berlanjut hingga Oktober.

KoranAceh.id | Jakarta — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja positif sektor jasa keuangan Indonesia pada September hingga Oktober 2025, meski arus keluar dana asing dari pasar keuangan masih terus terjadi. Penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,70 persen secara tahunan menjadi Rp 8.162,8 triliun per September 2025, meningkat dibandingkan 7,56 persen pada bulan sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,18 persen, diikuti kredit konsumsi 7,42 persen, dan kredit modal kerja 3,37 persen. “Dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh 11,53 persen, sementara kredit UMKM naik tipis 0,23 persen,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan, Jumat (7/11/2025).

Kualitas kredit, menurut OJK, masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross di 2,24 persen dan NPL net di 0,87 persen. Angka tersebut menunjukkan stabilitas fungsi intermediasi perbankan di tengah tekanan eksternal yang masih berlangsung.

Di sektor pembiayaan non-bank, pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan melonjak 88,65 persen secara tahunan menjadi Rp 10,31 triliun per September 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menilai tren pertumbuhan ini berlanjut sejak pertengahan tahun. “Meski tumbuh tinggi, kualitas pembiayaan BNPL tetap terjaga dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross sebesar 2,92 persen,” kata Agusman.

Selain BNPL, industri pergadaian juga menunjukkan peningkatan pembiayaan sebesar 30,92 persen menjadi Rp 111,68 triliun, dengan mayoritas berasal dari produk gadai senilai Rp 93 triliun. Adapun piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 1,07 persen menjadi Rp 507,14 triliun, dengan rasio NPF gross 2,47 persen.

Kinerja positif juga terlihat di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 8.163 pada Oktober 2025. Namun, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan investor asing masih terus menarik dana dari pasar surat utang pemerintah. “Investor nonresiden mencatat net sell sebesar Rp 27,56 triliun di pasar SBN pada Oktober, melanjutkan tren September yang mencapai Rp 45,76 triliun,” jelasnya.

Hingga Oktober 2025, total arus keluar investor asing di pasar keuangan domestik mencapai Rp41,79 triliun, meski sempat mencatat net buy Rp12,96 triliun pada bulan yang sama. Data Bank Indonesia menunjukkan, pada pekan pertama November 2025, modal asing keluar bersih mencapai Rp4,58 triliun, dengan mayoritas penarikan terjadi di pasar SBN sebesar Rp4,42 triliun.

OJK menyatakan akan terus memantau stabilitas sektor keuangan dan menyesuaikan kebijakan pengawasan sesuai dinamika pasar global. Tren pelarian dana asing dan volatilitas pasar keuangan diperkirakan masih menjadi perhatian utama dalam beberapa bulan mendatang. []

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *