
Meski begitu, berbagai inisiatif seperti perluasan program beasiswa, penguatan layanan kesehatan berbasis gampong, hingga pengembangan ekonomi kreatif mulai memberi sinyal positif.
KoranAceh.id | Jakarta – Peta pembangunan manusia di Indonesia kembali diperbarui oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam laporan terbarunya, tiga provinsi menempati posisi teratas dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) berstatus sangat tinggi: DKI Jakarta, Kepulauan Riau (Kepri), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Rata-rata nasional Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kini mencapai 75,90, sebuah peningkatan yang menandai kemajuan di berbagai bidang kehidupan, terutama pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Tiga Besar Konsisten di Puncak
BPS mencatat, DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan IPM tertinggi di Indonesia dengan skor 84,24, disusul DIY dengan 82,73, dan Kepri dengan 81,86. Ketiga daerah ini menempati posisi yang sama seperti tahun sebelumnya, menunjukkan konsistensi dalam menjaga mutu SDM dan pelayanan publik.
Sepuluh besar provinsi dengan IPM tertinggi tahun ini adalah:
- DKI Jakarta – 84,24
- Daerah Istimewa Yogyakarta – 82,73
- Kepulauan Riau – 81,86
- Bali – 81,72
- Kalimantan Timur – 81,12
- Riau – 80,65
- Jawa Barat – 80,04
- Kalimantan Utara – 79,96
- Sumatera Barat – 79,94
- Banten – 79,85
Keberhasilan provinsi-provinsi tersebut mencerminkan kebijakan yang relatif stabil dalam bidang pendidikan dan kesehatan, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Aceh di Peringkat 20: Masih Tertinggal di Belakang Sumatera Barat dan Riau
Sementara itu, Provinsi Aceh berada di peringkat 20 nasional dengan nilai IPM 74,99. Capaian ini menempatkan Aceh masih dalam kategori tinggi, namun belum mampu menyamai rata-rata nasional dan masih tertinggal dari beberapa provinsi tetangga di Pulau Sumatera.
Sebagai perbandingan, Sumatera Barat mencatat IPM 79,94, Riau mencapai 80,65, sedangkan Kepulauan Riau justru berhasil naik ke kategori sangat tinggi dengan 81,86.
Artinya, meskipun Aceh menunjukkan tren positif dalam pembangunan manusia, upaya percepatan masih diperlukan agar provinsi ujung barat Indonesia ini mampu mengejar ketertinggalan dari wilayah lain.

Kenaikan Kategori: Kepri dan Papua Barat Naik Kelas
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa sejumlah provinsi mengalami graduasi atau kenaikan kategori IPM. “Kepri mengalami kenaikan dari tinggi menjadi sangat tinggi, dan Papua Barat dari sedang menjadi tinggi,” jelas Amalia dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Sosial, Jakarta Pusat.
Kenaikan tersebut, lanjutnya, menggambarkan keberhasilan daerah dalam memperluas akses pendidikan, meningkatkan pelayanan kesehatan, dan memperkuat daya beli masyarakat.
Tiga Pilar Pembangunan: Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi
IPM dihitung dari tiga dimensi utama pembangunan manusia:
- Kesehatan, yang diukur melalui usia harapan hidup – kini mencapai 74,47 tahun, meningkat dibanding tahun sebelumnya.
- Pendidikan, dilihat dari rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, yang menunjukkan tren positif di hampir semua provinsi.
- Ekonomi, melalui pengeluaran per kapita disesuaikan, yang menandakan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“IPM ini menunjukkan kualitas SDM yang semakin membaik karena ketiga pilar tersebut mengalami kemajuan,” ujar Amalia menegaskan.
Aceh Perlu Fokus pada Pemerataan Mutu Pendidikan dan Ekonomi
Bagi Aceh, tantangan terbesar terletak pada pemerataan akses dan kualitas pendidikan, terutama di daerah terpencil. Selain itu, peningkatan pendapatan masyarakat juga menjadi kunci agar komponen ekonomi dalam perhitungan IPM bisa terdorong lebih cepat.
Meski begitu, berbagai inisiatif seperti perluasan program beasiswa, penguatan layanan kesehatan berbasis gampong, hingga pengembangan ekonomi kreatif mulai memberi sinyal positif.
Pemerintah Aceh diharapkan dapat menindaklanjuti hasil laporan ini dengan kebijakan berbasis data untuk memperkuat fondasi SDM yang berdaya saing.
Menatap ke Depan
Kenaikan IPM nasional dan “graduasi” beberapa provinsi menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Indonesia sedang bergerak ke arah yang lebih inklusif. Namun, pekerjaan besar masih menanti: memastikan seluruh daerah, termasuk Aceh, dapat naik kelas dari kategori tinggi menjadi sangat tinggi.
Pembangunan SDM bukan sekadar angka statistik, tetapi cerminan kualitas hidup, harapan, dan masa depan generasi mendatang. []

















