Home / Milenial & Teknologi / Apakah Gen Z Membutuhkan Filsafat Ilmu?

Apakah Gen Z Membutuhkan Filsafat Ilmu?

Oleh: Annisa
Mahasiswa Fakultas Syariah, Jurusan Hukum Keluarga Islam, UIN Sultanah Nahrasiyah

Generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun1997 hingga 2012. Generasi ini hidup di era teknologi yang sangat maju, di mana hampir segala informasi dapat denganmudah dicari melalui berbagai media publik, Sebagianbesar Gen Z hidup berdampingan dengan teknologi, aktifmenggunakan media sosial, mengikuti perkembanganzaman, dan mengandalkan berbagai aplikasi untukberkomunikasi dengan teman-teman mereka. Namun, muncul satu pertanyaan menarik apakah Gen Z masihtertarik mempelajari filsafat ilmu?

Filsafat ilmu menurut Aristoteles adalah ilmu tentangkebenaran yang mencakup metafisika, etika, politik, danestetika. Lalu, apakah Gen Z masih memiliki rasa ingintahu terhadap kebenaran? Jawabannya: iya. Generasi Z justru sangat senang mencari tahu kebenaran, kemudianmengembangkannya menjadi opini yang mereka diskusikanbersama teman-temannya.

Indonesia merupakan salah satu negara denganpengguna internet tertinggi di dunia, namun juga termasuknegara yang rentan terhadap penyebaran berita bohong(hoaks) di media sosial (Kominfo, 2022). Fenomena inimenunjukkan bahwa kemampuan literasi dan berpikir kritismenjadi keterampilan yang sangat penting untukdikembangkan di kalangan generasi muda. 

Literasi di era modern tidak hanya sebatas kemampuan membaca danmenulis, tetapi juga mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan memahami informasi secara kritis. Hal ini sejalan dengan penelitian Lestari dan Wahyuni (2021) yang menyatakan bahwa “literasi informasi harusmencakup keterampilan berpikir kritis untuk memahami, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara efektif.” 
Berpikir kritis memungkinkan seseorang membuatkeputusan logis berdasarkan bukti dan argumen yang kuat. Namun, hasil survei internasional seperti PISA (Program for International Student Assessment) menunjukkan bahwakemampuan literasi siswa Indonesia masih berada padaperingkat rendah dibandingkan dengan negara lain (OECD, 2019). 

Fakta ini memperlihatkan perlunya pendekatan baruuntuk meningkatkan. kemampuan tersebut, terutama di kalangan Generasi Z. Dalam konteks ini, filsafat ilmumenawarkan solusi yang relevan. Sebagai disiplin yang mempelajari dasar-dasar ilmu pengetahuan, kebenaran, danmetode ilmiah, filsafat ilmu. dapat menjadi landasan kuatdalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis danliterasi. 
Nilai-nilai dalam filsafat ilmu seperti skeptisismekonstruktif, pengujian sistematis terhadap klaimpengetahuan, serta pemahaman tentang keterbatasanmanusia. dalam memperoleh kebenaran membantu generasimuda mengembangkan pola pikir yang lebih analitis, reflektif, dan rasional. Penelitian Fitriani (2022) jugamendukung hal ini. la menyatakan bahwa “pendekatanberbasis filsafat ilmu mampu meningkatkan kemampuananalisis siswa melalui pembiasaan berpikir sistematis dankritis.”

Dengan demikian, filsafat ilmu masih sangat pentinguntuk dipelajari oleh Generasi Z, agar setiap informasiyang mereka peroleh dapat diuji kebenarannya terlebihdahulu. Dalam filsafat ilmu terdapat cabang epistemologi(teori pengetahuan), yang berkaitan dengan pertanyaanseperti “Apakah ini fakta yang benar? Dari mana sumbernya?” Sikap kritis ini sangat sesuai dengan karakterGen Z yang gemar mempertanyakan sumber dan keaslianinformasi.

Filsafat ilmu juga melatih seseorang untukberpikir logis dan rasional, sejalan dengan karakter Gen Z yang suka menganalisis isu-isu yang muncul di media sosial. Contohnya, ketika seseorang mengunggah informasitentang kesehatan, banyak Gen Z tidak langsung percaya. Mereka akan mencari tahu terlebih dahulu apakahinformasi tersebut sesuai dengan fakta ilmiah

Maka, dapat disimpulkan bahwa Generasi Z sangatmembutuhkan filsafat ilmu. Dengan. memahami filsafatilmu, Gen Z dapat menjadi generasi yang cerdas, kritis, danbijak dalam menyaring setiap informasi. Di tengahmaraknya penyebaran informasi palsu di dunia maya, Gen Z harus menjadi generasi yang mampu mencerna setiapinformasi dengan mencari tahu kebenarannya terlebihdahulu.

Daftar Pustaka : Kominfo. (2022). Laporan Literasi Digital Nasional. Lestari, S. & Wahyuni, D. (2021). Literasi Informasi danBerpikir Kritis di Era Digital. Jurnal Pendidikan, 8(2). Fitriani. (2022). Pendekatan Filsafat ilmu dalam Penguatan Ana Siswa.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *