Twk Raja Keumala mengirim surat kepada Habib Teupin wan dan Teungku Mahyedin ditiro anak kandung Tgk Chik saman Ditiro,ayah dari umar Tiro dan kakek Tgk Abdul wahab tiro,Twk keumala meminta dengan sangat agar beliau turun dan taslim.karena suasana sudah sangat kritis dimana lokasi Tgk Mahyed sudah di ketahui oleh Belanda.
Hal ini oleh seorang opsir Belanda di sampai kan pada anak Tgk Mahyed ditiro bernama Cut po Fatimah.opsir tersebut meminta kepada Tgk Mahyed mau turun sebelum pasukan Belanda mengambil tindakan Cut po Fatimah dengan perantaran keperluannya telah menasehati Tgk Mahyed agar bersedia turun,akan tetapi Teungku Mahyed dan rombongannya yang berjumlah hanya 20 atau 30 orang itu tidak bersedia turun menyerah.
Opsir Belanda tersebut memberi peringatan dua kali,Cut po Fatimah meminta tangguh demi ayahandanya bergegas menjumpai Twk raja Keumala untuk menasehati TGK Mahyed agar menghentika perlawanan dan menyerah turun sebelum Belanda melaku kan operasi pembersihan.melawan sudah tidak mungkin krn kita sudah habis segala galanya.
Sesungguh nya Twk raja Keumala sangat berat hati untuk menasehati Tgk Mahyed dengan Surat.krn apa yang dimaksud berbahaya untuk ditulis dan bisa mendapat tanggapan yang salah dari mareka yang tidak mengerti.
Namun demi menyelamat kan bibit2 ulama yang justru dianggap penting untuk mengambil bagian dalam siasat yang sedang Raja Keumala gerak kan.
TWK raja Keumala mengabul kan harapan Cut Po Fatimah membuat surat kepada Habib Abdurrahman Teupin wan.Tgk mahyeddin ditiro,Tgk dibuket,Tengku Hasyim dan Tgk Ule tutu dan Tgk Ibrahim serta pengikut nya memberi pandangan dan nasehat2 secara halus sopan dan bijak sana .inti nya meminta pejuang menghenti kan perlawanan dan kembali kepada masyarakat untuk mengambil bagian dalam pemulihan agama islam dari kehancuran.
Hal tersebut tercantum dalam surat TwK keumala baris ke 12 sampai 19 dari bawah.
Surat itu di tulis dengan tangan Twk raja Keumala sendiri tertanggal 18 rajab 1327 atau juni 1908 dan di tanda tangani oleh Twk Mahmud banta kecik sebagai tokoh yg ditua kan,Twk Raja keumala dan Panglima Polem Muhammad Daud.
Surat tersebut di bawa pulang oleh cut po Fatimah sendiri untuk di sampaikan kepada Tgk Mahyed dengan perantara orang kepercayaannya.
Tgk mahyed tidak menghentikan perlawanan nya atau menyerah turun.
Setelah masa tangguh berakhir dan Tgk mahyed tidak turun meliter Belanda melaku kan operasi pencarian besar besaran untuk memburu beliau.
Setahun kemudian tepat nya pada tanggal 2 mai 1910 jejak Tgk Mahyed sudah tercium.jejak tersebut di ikuti selama 4 bulan dan akhir nya pda tanggal 5 september 1910 dari lereng bukit nampak lah seorang laki laki yang bertubuh kekar dengan jas hitam dan berserban hitam duduk sendirian di lereng bukit batu yang curam dengan mengapit senapan karaben dilututnya.
Itu lah TgK Mahyedin Ditiro.mungkin beliau waktu itu sdh tinggal sendirian karena dalam kurun 4 bulan saudara dan teman seperjuang syahid 29 orang termasuk peutua gam masen yang syahid tgl 2 mai 1910,Tgk harun,Habib Cut,anak anak habib Teupin wan pada tanggal 21 mai 1910 dan seterusnya Tgk di buket tanggal 22 mai 1910.
Tgk mahyed tidak tahu kalau dirinya sdh di kepung,karena terlalu capek atau lapar sejak beliau terlepas dari sergapan pada tanggal 3 sep sampai beliau di jumpai kembali pada tanggal 5 sep 1910,beliau di kejar terus tanpa henti.pada waktu itulah beliau syahid oleh dua butir peluru dijantungnya
Tgk mahyed meninggalkan dua putra yaitu Tgk Umar tiro yang berumur 6 tahun dan Tgk Muhammad Amin.
Syahid nya Tgk mahyed sangat mengharukan,untuk menghindari hal menyedih kan tersebut TWK raja keumala sudah melakukan daya upaya akan tetapi Tgk mahyed enggan turun dan menghentikan perlawanan.
Namun demikian bahwa Tgk Mahyed sangat menghormati Surat dari Tuanku raja keumala,kemana pun beliau pergi surat itu tetap disaku nya dan ketika Syahid surat itu di ambil oleh militer Belanda dan kemudian salinannya di muat dalam buku atjeh.
Dari buku tersebut lah kita tahu salinan(copian) surat dari Twk Keumala.twk mahmud dan Panglima Polem kepada Tgk mahyedin ditiro yang kemudian hari surat tersebut di klaim sebagai surat penyerahan kekuasaan kepada Famili tiro.
Surat itulah yang di pergunakan sebagai surat pengangkatan Tiro karena dalam surat tersebut terdapat kata Almalik,Almuddabir almubin alamaulana.namun mareka lupa bahwa surat tersebut dikirim oleh Twk keumala bukan untuk satu orang,melainkan untuk beberapa orang pejuang.
Atas dasar surat ini lah fihak Gam mengangap bahwa surat itu pengangkatan Sultan terhadap Tgk chik ditiro.
Adapun isi surat tersebut terjemahan asli nya adalah sbb
“Bismillahirrahmanirrahīm wabihi nasta’in.
Alhamdulillahi’azza sya’nahu wasshalatu wassalamu ‘ala rasulihi wa umminatihi. Ammaba’du fassalamu/’alaikum warahmatullahi ta;ala wabarakatuh ‘aladdawami serta di iringi pula dengan beribu ‘azam muhibah dengan takrim yang/tiada keputusan selama-lamanya daripada kami seripaduka TUANKU MAHMUD dan TUANKU RAJA KEUMALA dan/ serimuda perkasa TEUKU PANGLIMA POLẼM yang adalah sekarang di Kuta Raja Aceh Besar adanya barang di sampaikan/Allah s.w.t. kehadapan majlis hadiratul ‘azizulmukarram penghulu kamib HABIB ‘ABDURRAHMAN TEUPIN WAN/ dan guru kami TEUNGKU MAHYIDDIN dan TEUNGKU DI BUKЀT ibnalmukarram maulana almudabbar almalik TEUNGKU DI TIRO DAN/TEUNGKU HASYЀM dan TEUNGKU DI ULЀE TUTUE dan TEUNGKU IBRAHIM dan sekalian ikutannya yang ada ahyatul/khairi di dalam mengerjalkan perang sabilillah di dalam rimba belantara negeri Pidie dengan selamat sejahtera/Mata ‘anallah ta’ala bilqa-ihim, amin.
Syahdan adalah kami ketiganya mengharapkan dengan sehabi-habis harap kepada Allah warrasul, di belakang itu kami/ harap dengan sehabis-habis harap dengan penghulu kami dan akan syaikhuna kami, maka sebab berani harap tawakal/ kami beserta dengan yaqin tambahan lagi tulus ikhlas semata-mata kepada guru kami ketiganya oleh karena berkenang/kami akan maulana wasyaikhuna mudabbar almalik yang telah kukubur menghadap kerahmatullahi ta’ala itulah jadinya tiada berkeputusan/ingatan kami akan penghulu kami dan akan guru-guru kami adalah kami bangkit dari negeri Aceh qasadnya memayat fardu islam pergi ke tanah Mekah almukarramah/hatta dengan berkat do’a-do’a alhamdulillah sudahlah Allah s.w.t.
persempurnakan empat kali haji kami ada/tinggal di tanah Mekah beserta di dalam itupun adalah kami ijtihad serta memendang dengan mata kepala sendiri atas tiap-tiap/bangsa islam di zaman ini terlampaulah amat sangat musyaqad kebesarannya masing-masing terlebih maklum penghulu/kami serta guru-guru kami sebab dunia ini akhir zaman bukan seperti dahulu kalanya. Maka adapun seperti kita-kita semuanya berperang dahulu dengan kompeni Belanda maka
jikalau sudah habis ikhtiar tiada kuasa lagi melawan dia patutlah/taslim kepadanya oleh karena dianya tiada mengubah dan melarang kita punya agama melainkan kita juga masing-masing yang/mengubahnya. Cobalah penghulu kami serta guru-guru kami pikirkan yang halus tambahkan lagi pasal kita taslim/kepada musuh apabila tiada kuasa melawan dia bukanlah sekali-kali kita yang memulakan isti’adah itu melainkan/ telah berlaku di atas angin yang terlalu amat banyak seperti negeri Hindi semuanya taslim di bawah perintah kompeni/ inggris seperti tanah Magribi semua taslim di bawah perintah Fransis dan seperti tanah Mesir bersyarikat/perintahnya dengan Inggeris dan lain-lainnya terlalu amat di atas angin daripada jenis orang islam/mentaslim di bawah perintah musuhnya dan habis kesemuanya sebelah bawah angin taslimnya.
Maka adapun yang berpikiran mereka itu berpakat semuanya atas taslim ketika lemah mereka itu sebab takut mereka itu habis kerusakan agamaanya /serta negerinya. Maka apabila sudah mereka itu taslim jadi mereka itu masing-masing memeliharakan agamanya bafrang sekuasanya sekedar mumkin supaya tiada hilang semuanya. Demikianlah mereka itu yang telah lahir pada pandangan kami maka sekarang habib/yang penghulu kami dan guru-guru kami pada zaman sekarang terlebih baik guru kami dan penghulu kami janganlah duduk/ di rimba lagi dengan permintaan kami baik habib turun serta guru-guru kami kemari beserta semuanya mengikut seperti yang telah di jalankan oleh orang atas angin yang terlebih kuasanya dan akal dari pada kita beserta jangan sekali-kali/ketinggalan barang yang ada alat senjata supaya jangan menjadi fitnah hari kemudian.
Maka yang akan hal dengan kompeni adalah/Allah dan Rasul dan adalah kami ketiga pertemukan pemghulu kami dan guru-guru kami dengan paduka seri yang di pertuan/besar Aceh adanya. Maka sehabis-habis harap kami sebagaimana pikiran dan timbangan dari pada penghulu kami serta/guru kami lazim memberi jawab surat ini dengan segeranya. Wassalamuttamu nas alu’llah hasanu ‘ikhatam.
Tertulis KutaRaja kampung Keudah pada 18 Rajab 1327’(‘)
‘) Tuanku mahmud (bangta keuchik) adalah adik Tuanku Hasyim Bangtamuda dan Suami Pocut Meurah, Janda Sulthan Mahmuid Syah.
(“) Di salin dari aslinya, bukan dari terjemahan ke masa Belanda.)













